Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

Jumat, 06 Juli 2012

Kenyataan Tentang Uang dan Kebahagiaan


uang dan kebahagiaan
“Uang tidak bisa membeli kebahagiaan” merupakan kebenaran yang sering disebutkan. Walaupun pernyataan itu benar, kemiskinan juga tidak akan mampu membeli kebahagiaan. Beberapa orang menjadi sangat kaya, tapi mereka tetap harus berjuang untuk menikmati kehidupan mereka. Di sisi lainnya, orang lain mampu melewati hidup dengan sedikit masalah keuangan hanya karena mereka mampu mengoptimalkan apa yang mereka miliki.
Idealnya, Anda harus mencoba untuk menggabungkan antara kemakmuran dan kebahagiaan. Untuk melakukan itu, ada beberapa langkah yang direkomendasikan :
1. Belajar untuk Menghargai Kehidupan Sederhana
Tujuan hidup bukan untuk mengakumulasi sebanyak mungkin harta benda dan kekayaan. Kita harus belajar untuk puas dengan apa yang kita miliki dan menghargai keuntungan dari hidup sederhana. Sebagai contoh, Jika kita membereskan kekacauan yang tidak perlu, maka kita akan mendapatkan perasaan yang lega dan bebas.
Jika Anda merasa kebahagian berhubungan langsung dengan kemilikan harta benda, maka Anda sudah melakukan kesalahan. Kebahagiaan bisa didapat hanya dengan merasa cukup dengan harta benda yang sedikit. Kekayaan kita tidak hanya sekedar apa yang kita miliki, tapi dengan merasa cukup dengan apa yang kita tidak miliki.
2. Jangan Terikat dengan Uang Anda
Apakah menggunakan uang Anda membuat Anda merasa terbebani walaupun itu untuk sesuatu yang berguna? Bahkan orang seperti Bill Gates pun bisa merasa tidak tenang menghabiskan uangnya yang bermilyar-milyar. Sering dikatakan bahwa Beliau selalu bepergian menggunakan kelas ekonomi karena dia menganggap dia tidak perlu menghabiskan uangnya pada kelas pertama. Masalahnya adalah, jika kita selalu enggan untuk menggunakan uang kita, kita sudah melupakan apa gunanya kita mencari uang.
Sikap yang baik adalah melihat uang sebagai alur sirkuler, yaitu menggunakan uang memungkinkan kita untuk memperoleh uang lebih banyak yang datang untuk kehidupan kita. Ini bukan seperti bendungan dimana kita harus terus menampung semuanya. Kita harus merelakan uang itu pergi untuk digunakan pada sesuatu yang berguna. Bukanlah hal yang baik jika kita memiliki timbunan air kecuali kita gunakan untuk menghasilkan tenaga, sama seperti itu, tidak ada gunanya kita mengumpulkan tabungan yang besar jumlahnya jika kita merasa sedih untuk menggunakannya.
3. Kurangi Kecemasan Akan Uang
Kita akan merasa sangat bahagia jika kita mampu membuat uang menjadi bagian kecil dari hidup kita, dan berpikir masalah keuangan sekecil mungkin. Untuk dapat melakukan ini kita harus menghindari membuat situasi berhutang, dimana keluar dari hutang bisa menjadi sulit dan membuat stress. Belajarlah untuk hidup dengan cara menghindari hidup boros. Jika Anda memerlukan hutang, rencanakan dengan matang dan carilah pinjaman yang jelas dan bisa kita atur pembayarannya.
Cobalah untuk menghindari rencana investasi yang rumit dan beresiko, hal ini mungkin bisa memberikan peluang untuk mendapatkan uang yang lebih banyak, tapi Anda juga akan menghadapi kemungkinan Anda akan kehilangan lebih banyak. Rencana finansial yang baik haruslah simpel dan seimbang, ini berarti saraf-saraf Anda tidak akan terpengaruh dengan mencemaskan apa hasil dari investasi Anda. Akan lebih baik jika menginvest dan menabung pada sesuatu yang lebih aman sehingga Anda bisa melupakannya dan tidak perlu cemas terus.
4. Hindari Kecemburuan
Walaupun sebanyak apapun uang yang Anda miliki, apakah Anda masih tetap iri pada orang-orang yang memiliki lebih banyak? Hasil survei baru-baru ini menanyakan apakah orang-orang lebih ingin memiliki gaji diatas rata-rata nasional, atau mereka bisa memilih memiliki gaji yang lebih tinggi tapi gaji ini lebih rendah dari rata-rata. Hasil yang mengejutkan dimana sejumlah orang memilih untuk memiliki gaji yang lebih kecil selama itu berarti mereka secara relatif lebih baik dibanding sisa populasi yang ada.
Ini tidak masuk akal. Jika orang lain menjadi lebih kaya daripada Anda, itu bukan menjadi alasan untuk tidak bahagia. Jika orang lain makmur itu hal yang baik, kita tidak perlu merasa sedih hanya karena kita tidak mampu mengikuti mereka.
5. Janganlah Hidup Untuk Bekerja
Apakah Anda bekerja lembur di malam hari dan pada akhir pekan? Jika Anda menghabiskan waktu Anda untuk bekerja, Anda tidak akan memiliki kesempatan untuk menggunakan pendapatan Anda. Jangan merasa bersalah jika Anda menolak kerjaan ekstra, sangatlah penting untuk memiliki waktu luang dengan prioritas yang sama tingginya dengan bekerja. Adalah hal yang baik jika kita bisa mendapatkan kepuasan dari pekerjaan, tapi jika kita menghabiskan waktu untuk bekerja maka hidup kita kurang seimbang.
6. Memahami Kenapa Sebagian Orang Selalu Miskin
Saya yakin bahwa hampir semua orang memiliki teman baik yang selalu memiliki masalah keuangan. Apapun yang terjadi mereka selalu kekurangan uang dan mereka sering berbagi cerita mengenai duka cita finansial mereka. Tidak adanya uang membuat mereka tidak bahagia, tapi mereka tidak tahu bagaimana untuk merubah situasi tersebut. Memberikan mereka uang tidak akan menjadi solusi yang baik karena mereka terus melakukan keputusan finansial yang salah.
Salah satu bagian masalah mereka terletak pada mindset mereka. Sangatlah mudah untuk terbiasa menjadi miskin dan sedikit mengharapkan kemiskinan tersebut untuk berlanjut. Dengan mindset seperti ini, akan menjadi sulit untuk memikat uang datang pada kehidupan kita dan mudah untuk membangun rasa penyesalan dan mengkasihani diri sendiri. Walaupun mungkin kita tidak beruntung, hal tersebut tidak akan menyelesaikan situasi tersebut. Rahasianya adalah untuk mencoba dan merubah kebiasaan kita dan mendekatkan pada uang. Dan waspadalah untuk merubah orang lain untuk memiliki kebiasaan finansial yang lebih baik, karena itu dijamin akan gagal.
7. Ketidaksadaran Bukanlah Kebahagiaan
Sikap lain untuk memikat uang adalah mencoba dan menghindari untuk memikirkannya. Kita abaikan tingkat hutang kita, pengeluaran dan meninggalkan tagihan yang belum terbayarkan. Kita secara rutin kehilangan untuk mendapatkan penawaran finansial yang lebih baik dan terlambat membayar yang akan merusak penilaian kredit kita. Dengan mengabaikan uang seperti ini, kita hanya membuat masalah yang serius di masa yang akan datang.
Dan ketika kita mengabaikan untuk berurusan dengan masalah finansial, maka kita sudah membawa masalah itu pada pikiran kita. Kita tidak akan memiliki pikiran yang tenang karena kita secara permanen memiliki daftar hal-hal yang harus kita selesaikan. Akan lebih baik jika dalam keadaan seperti ini kita secara cepat menyelesaikan masalah tersebut dengan membayar tagihan-tagihan dan memilah rekening Anda, setelah itu kita baru bisa melupakannya.
8. Membangun Perspektif Baru
Di bawah ini adalah pertanyaan yang menyangkut uang yang harus ditanyakan pada diri Anda sendiri :
- Apakah aku senang dengan situasi finansialku saat ini?
- Apakah dengan memiliki uang yang lebih banyak akan membuat hidupku menjadi lebih baik?
- Apakah aku selalu memiliki masalah keuangan dikepalaku?
- Apakah uang merupakan hal yang terpenting dalam hidupku?
- Apakah mengejar kekayaan membuatku sedih?
- Apakah aku akan mengorbankan prinsip untuk mendapatkan uang lebih banyak?
Hanya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan jujurbisa mendorong Anda untuk memiliki perspektif baru mengenai uang.

Read More......

Rabu, 04 Juli 2012

BNP2TKI Merujuk TKI yang Rusak Lidahnya ke RSUD Sukabumi



Sukma Indah Permana - detikNews
Jakarta Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), merujuk Zubaidah (31) alias Bedah binti Pandi Puro, TKI asal Lembur Kawung, Desa Sukamekar, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, untuk dirawat di Rumahsakit Umum Daerah Syamsuddin, Sukabumi.

"Hari ini Jubaedah sudah berada di RS Syamsuddin untuk perawatan atas penyakitnya, termasuk pengobatan dalam bentuk terapi terhadap kondisi psikisnya. Sedangkan biaya yang timbul dari perawatan ini sepenuhnya diupayakan BNP2TKI," ujar Kepala BNP2TKI, Moh Jumhur Hidayat, dalam siaran pers yang diterima detikcom, Selasa (3/7/2012).

Zubaidah menderita kelumpuhan menahun akibat penurunan ekstrem kadar gula darah dari 110 ke 10 MG/DL (milligrams/deciliter) atau bahkan di bawahnya, di samping terjadinya kerusakan akut pada jaringan otak. Zubaedah mengalami kesulitan bicara karena mengalami kerusakan lidah yang disebabkan gigitan reaksi kejang berkali-kali.

Jumhur mengatakan, BNP2TKI memberikan fasilitas asuransi yang mempesertakan Zubaidah ke dalam program pertanggungan TKI, serta menyepakati pembayaran risiko atas yang dialami sang TKI sebesar Rp 40 juta.

Jubaedah merupakan TKI Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT) yang diberangkatkan PT Alatas Ikhwan, Jakarta pada 23 Februari 2009 ke Arab Saudi serta bekerja di keluarga majikan Jafar Alhakim yang beralamat di Alkatji, Assaihat, Dammam.

Namun tak sampai satu bulan bekerja di rumah majikan, Jubaedah menghadapi beban psikis yang membuat kondisi kesehatannya menurun drastis hingga terserang stroke.

Selanjutnya, Jubaedah dirawat di Dammam Medical Center Hospital mulai 17/3/2009 dengan biaya ditanggung pemerintah Arab Saudi atau rumahsakit. Selama perawatan kurang lebih dua tahun, kondisi Jubaedah acap mengalami koma di rumahsakit tersebut.

Jubaedah pun dipindah perawatan ke rumahsakit lain yaitu Dahrain Hospital di Arab Saudi, dengan kondisi yang kerap koma. Di RS Dahrain inilah ia ditangani oleh dokter asal Indonesia, Adriansyah selama hampir setahun yang juga dalam tanggungan biaya rumahsakit. Setelah sadar dari koma, Jubaedah kembali ke tanah air pada 29 November 2011.

(ahy/ahy) 

Read More......

Selasa, 03 Juli 2012

Partai Islam Mau Kemana ?

Bagian Pertama


Partai Islam Mau Kemana?

Qua vadis partai Islam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,
oleh: Muhammad Subarkah (wartawan Republika)

Datangnya masa kemerdekaan ternyata belum menghasilkan partai Islam yang kuat. Perolehan suara tertinggi partai Islam terjadi pada Pemilu 1955. Sayangnya, sampai kini perolehan suara itu tak kunjung bisa terlampaui. “Partai politik Islam dalam bahaya!” Komentar ini cukup tepat bila mengkaji hasil survei Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) mengenai keterpilihan partai politik pada Pemilu 2014. Koordinator Survei SSS, Muhammad Dahlan, menyatakan mayoritas responden memilih partai nasionalis daripada partai Islam.

Situasi yang tak jauh berbeda juga dilansir Lingkaran Suvei Indonesia (LSI) yang pada Ahad lalu (17/6) memublikasikan hasil surveinya. Menurut mereka, partai Islam seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), ataupun partai berbasis masa Islam, seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN), saat ini terindikasi hanya akan mendapat suara kurang dari lima persen dalam pemilu.

Melihat kenyataan itu, dapat dipahami bila mulai terdengar sikap skeptis terhadap keberadaan partai Islam. Dahlan, misalnya, dengan gagah berani menegaskan, bila nanti dari empat Partai Islam atau partai berbasis Islam yang kini berada di parlemen, tiga dari empat partai yang ada itu akan terdepak dari percaturan politik di Senayan pasca-Pemilu 2014. Ini  karena mereka hanya bisa meraih suara sekitar tiga persen.

Melalui hasil Survei SSS yang dilakukan pada 14-24 Mei 2012 di 33 provinsi dengan jumlah responden 2.192 orang, ditengarai posisi partai Islam akan berada di rombongan  urutan buncit, maksimal partai papan tengah.  Pada survei kali ini, Golkar berjaya berada di posisi puncak dengan meraih dukungan suara 23 persen. Pada posisi kedua adalah PDIP 19,6 persen. Kemudian, Demokrat 10,7 persen dan Gerindra 10,5 persen. Sementara PKS meraih 6,9 persen, Nasdem 4,8 persen, PPP tiga persen, Hanura 2,7 persen, PAN 2,2 persen, PKB dua persen, dan lainnya 0,6 persen. “Jadi, kalau memakai ukuran parliamentary threshold sebesar 3,5 persen, hanya ada enam partai yang bisa melenggang ke DPR.  Sementara PPP, Hanura, PAN, dan PKB tampaknya harus cuti dulu,” ujar Dahlan.
Redaktur: M Irwan Ariefyanto

Bagian kedua

Partai Islam Mau Kemana? (II)


Yogi Ardhi/Republika

Partai Islam Mau Kemana? (II)
Bendera Partai Keadilan Sejahtera
REPUBLIKA.CO.ID,
oleh: Muhammad Subarkah (wartawan Republika)
Bagi kalangan pemimpin umat Islam, hasil survei itu jelas terasa memilukan meski banyak di antara mereka menyatakan bisa memakluminya. Mengapa sampai seperti itu? Jawaban mereka tampaknya senada, situasi ini terjadi karena publik sampai sekarang masih tetap belum merasakan kiprah yang berarti dari politisi partai yang berasal dari partai Islam atau partai berbasis massa Islam. Alhasil, perolehan suara partai Islam yang cukup besar seperti pada Pemilu 1955 hanya bisa menjadi kenangan yang tidak bisa diwujudkan.

Dan, bila mengkaji sejarah, impian akan kemenangan  Partai Islam di pemilu memang selalu lestari dalam lipatan ingatan. Semua orang pun tahu bahwa pada Pemilu 1955 partai Islam hampir saja keluar menjadi pemenang pemilu atau menjadi kekuatan mayoritas di parlemen. Kala itu perolehan suara yang berhasil dikumpulkan bila digabungkan sangatlah mencengangkan, mencapai 43,9 persen dari total suara yang sah.

Namun, meski sudah lewat lebih dari enam dasawarsa, ternyata perolehan suara itu merupakan hasil tertinggi yang bisa diperoleh oleh para partai Islam hingga masa kini. Di masa awal Orde  Baru, yakni pada Pemilu 1971 yang diikuti oleh empat partai Islam, saat itu PPP sebagai satu-satunya wakil partai Islam, hanya berhasil mengumpulkan suara 27,1 persen. Hal ini terus terjadi pada masa pemilu-pemilu berikutnya, yakni Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, hingga 1997. Selama kurun waktu itu, perolehan suara partai Islam, yang diwakili PPP tak bisa beranjak lebih banyak di atas angka 30 persen.

Situasi yang sama juga terjadi pascajatuhnya rezim Orde Baru atau hadirnya era yang dikenal sebagai Orde Reformasi itu. Pada Pemilu 1999, total suara partai Islam seperti PKB, PAN, PPP, Partai Keadilan, dan PKNU pun hanya mencapai 36,8 persen atau masih jauh di bawah perolehan suara partai Islam di Pemilu 1955 itu. Sedangkan pada Pemilu 2004 perolehan suara mencapai 38,1 persen. Celakanya, pada Pemilu 2009 perolehan suara mereka pun meluncur kembali seperti masa Orde Baru, yakni kembali ke bawah angka 30 persen, yang hanya mencapai 29, 30 persen.

Munculnya situasi itu, berulang-ulang menjadi perhatian mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Muzadi. Dalam berbagai kesempatan pidatonya di banyak forum diskusi ataupun pengajian, dia sudah berkali-kali memprediksi bila perolehan suara partai-partai Islam terancam menurun pada Pemilu 2014.  "Suara partai-partai Islam grafiknya cenderung naik di depan dan turun di belakang," kata Hasyim ketika menyatakan kegelisahannya mengenai penurunan suara partai politik Islam.

Dari pandangan Hasyim, paling tidak ada empat hal yang menjadi penyebab melorotnya perolehan suara partai-partai Islam. Pertama, partai-partai Islam belum berhasil mengimplementasikan cara berpolitik secara Islam. Ini karena partai Islam di Indonesia kesulitan menempatkan posisinya dengan situasi politik yang memang selalu cenderung berujung pada memperjuangkan sisi kepentingan (sekuler). “Ini berakibat partai Islam pun secara perlahan-lahan cenderung menjadi partai sekuler,” ujarnya.

Faktor kedua adalah terjadinya pergesaran sikap dari publik Indonesia akibat meluasnya jaringan media massa dan televisi. Imbasnya, aspek spiritual tidak bisa lagi menjadi objek jualan dari partai Islam. Sedangkan faktor ketiga adalah adanya kenyataan terjadinya kesenjangan antara pendukung dan partai Islam yang didukungnya. Dan, faktor keempat adalah tersebarnya orang Islam di seluruh partai politik yang ada.

Terus tergerusnya kepercayaan pemilih terhadap partai Islam, menurut Hasyim, yang paling mencolok itu terlihat karena ketiadaan keteladanan dari politisi partai tersebut. Mereka masih menjadikan politik sebagai ajang mencari hidup bukan untuk memberikan kehidupan. Istilahnya mereka sibuk mencari pendapatan bukan memperjuangkan ‘pendapatnya’.

Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP), M Romahurmuziy, ketika diminta pendapatnya mengenai hasil survei SSS itu mengatakan memberikan perhatian khusus kepada hasil survei itu. Bahkan, dia berjanji akan menjadikan survei itu sebagai masukan untuk melakukan evaluasi sekaligus menjadi ajang introspeksi.

"Bagi PPP, survei elektabilitas partai politik ibarat termometer yang menakar suhu keterpilihan pada saat dilakukan sampling. Atas hasil survei belakangan ini, PPP tentu akan menjadikannya sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan diri ke depan," kata Romahurmuziy.

Politikus senior Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Efendy Choirie, secara gamblang juga merasakan adanya kecenderungan perolehan suara partai Islam ataupun partai berbasis massa Islam. Dia pun mengaku posisi partai Islam dalam Pemilu 2014 memang dalam keadaaan berbahaya. Kecenderungan ini, lanjutnya, memang terasa merata di berbagai partai tersebut.

“Saya memang merasakan adanya ancaman itu. Partai Islam banyak yang tidak solid. Ada yang sampai kini sibuk konflik dan ada pula yang masih menggantungkan pendukungnya dari kalangan generasi tua. Masuk akal bila nanti menurun perolehan suaranya,” kata Efendy.


Redaktur: M Irwan Ariefyanto


Bagian Ketiga.
Partai Islam Mau Kemana? (III)







REPUBLIKA.CO.ID, 
oleh: Muhammad Subarkah (wartawan Republika)

Situasi memprihatinkan ini terasa berbeda bila kemudian becermin pada situasi politik yang kini terjadi di kawasan Timur Tengah. Partai-partai Islam malah menggeliat dengan hebat pascatumbangnya kepemimpinan rezim otoriter. Yang paling spektakuler adalah apa yang terjadi di Turki, sudah selama 10 tahun terakhir di bawah kepemimpinan partai Islam, negeri seribu menara itu malah mampu hadir sebagai negara yang maju dan makmur.

Hal yang sama juga telah terjadi di Maroko. Partai berbasis Islam, yakni Partai Keadilan dan Pembangunan, mampu memenangkan pemilu di negara tersebut. Begitu  juga, di Tunisia, melalui partai El Nahda, kekuatan ‘politik Islam’ bisa mendulang kejayaan. Dan kasus yang terakhir adalah hasil Pemilu Mesir. Kekuatan politik partai Islam, yakni Partai Kebebasan dan Keadilan, menjadi mayoritas di parlemen negeri itu.

Melihat kenyataan itu, maka menjadi pertanyaan kita semua apa yang sebenarnya tengah terjadi dalam politik umat Islam Indonesia masa kini. Mengapa mereka cenderung gampang terpecah? Mengapa mereka tak kunjung mendapat dukungan publik yang signifikan? Ataukah jangan-jangan publik sudah begitu alergi terhadap partai Islam?

Akhirnya, kalau survei Soegeng Sarjadi Syndicate benar-benar terjadi pada Pemilu 2014, yakni partai-partai Islam dan berbasis umat Islam terlempar dari parlemen, mungkin inilah akhir episode partai Islam di Indonesia. Benarkah akan terjadi demikian? wallahu a'lam.
Redaktur: M Irwan Ariefyanto

Read More......

Minggu, 01 Juli 2012

Inilah Doa Pembersih Dosa


Inilah Doa Pembersih Dosa
Menyambut pagi dengan sholat malam

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu
Sahabatku tercinta ada hal sederhana yang mudah kita lakukan setiap selesai shalat. Hanya butuh waktu lima menit kurang lebih tetapi menjadi "mimsakhohthul dzunuubi" pembersih dosa-dosa kita, kecuali dosa besar wajib disertai tobat.
Dari Abu Hurairah,  Rasulullah bersabda, "Siapa yang membaca subhanallah setiap selesai shalat 33 kali, membaca Alhamdulillah 33 kali, dan membaca Allahu Akbar 33 kali sehingga jumlah 99 Kali, kemudian ia menggenapkannya 100 kali dengan membaca La Ilaaha Illalaah Wahdahu la Syariika Lahu Lahul  Mulku wa Lahulhamdu Yuhyi wa Yumiitu wa Huwa Alaa Kulli Syain Qodiir. Maka segala kesalahannya akan diampuni meskipun "mitsla jabadil bahri" seperti buih di lautan banyaknya". (HR Muslim). 

Subhanallah betapa besar rahmat cinta kasih sayang dan magfiroh; ampunan Allah  untuk kita semua, padahal baru sekali baca saat selesai sholat, bayangkan kalau dibaca setiap selesai sholat, sebelum tidur, saat dijalan dan setiap kesempatan alangkah bersih terangnya hati-hati mukmin itu.

Karena itu sahabatku berjanjilah setiap selesai shalat tidak beranjak sebelum membacanya. Insya Allah... Aamiin.

Read More......

Hadits Qudsi Yang Luar Biasa



Rasulullah SAW. bersabda: Allah Ta’ala berfirman:

”Wahai hamba-hamba-Ku. Sungguh Aku telah mengharamkan sifat dan sikap dzalim bagi diri-Ku, dan menjadikannya hal haram pula diantara kalian. Maka janganlah saling mendzalimi.

Wahai hamba-hamba-Ku. Setiap kamu adalah sesat, kecuali yang Aku beri petunjuk. Maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya pasti Aku beri kalian petunjuk.

Wahai hamba-hamba-Ku. Setiap kamu adalah lapar, kecuali yang Aku beri makan. Maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya pasti Aku beri kalian makan.

Wahai hamba-hamba-Ku. Setiap kamu adalah telanjang, kecuali yang Aku beri pakaian. Maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya pasti Aku beri kalian pakaian.

Wahai hamba-hamba-Ku. Sungguh kalian senantiasa berbuat salah di waktu malam dan siang, dan Aku selalu (siap) mengampunkan dosa-dosa seluruhnya. Maka mintalah ampunan kepada-Ku, niscaya pasti Aku ampunkan kalian.

Wahai hamba-hamba-Ku. Sungguh kalian tidak akan bisa menimbulkan kemadharatan apapun terhadap-Ku. Juga tidak akan mampu memberikan kemanfaatan apapun kepada-Ku.

Wahai hamba-hamba-Ku. Seandainya kalian semuanya, dari yang paling awal sampai yang paling akhir, dari golongan manusia dan jin sekaligus, seluruhnya berada dalam kondisi hati orang yang paling taqwa diantara kalian, maka hal itu tidak akan menambah sedikitpun pada kekuasaan agung-Ku.

Wahai hamba-hamba-Ku. Seandainya kalian semuanya, dari yang paling awal sampai yang paling akhir, dari golongan manusia dan jin sekaligus, seluruhnya berada dalam kondisi hati orang yang paling jahat diantara kalian, maka hal itupun tidak akan mengurangi setitikpun dari keagungan kuasa-Ku.

Wahai hamba-hamba-Ku. Seandainya kalian semuanya, dari yang paling awal sampai yang paling akhir, dari golongan manusia dan jin sekaligus, seluruhnya berada di satu tempat, dan masing-masing mengajukan permintaan kepada-Ku, lalu Aku beri setiap orang sesuai permintaannya, maka sekali-kali hal itu tidak akan mengurangi dari kekuasaan milik-Ku, kecuali seperti berkurangnya air samudera ketika sebuah jarum dicelupkan padanya.

Wahai hamba-hamba-Ku. Sungguh yang ada hanyalah amal-amal kalian, yang Aku hitungkan untuk kalian, lalu Aku sempurnakan bagi kalian balasannya. Maka barangsiapa mendapatkan balasan baik, hendaklah ia bersyukur memuji Allah Ta’ala. Adapun yang memperoleh balasan selain itu, maka janganlah ia menyalahkan siapapun kecuali dirinya sendiri”

(HR. Muslim dari sahabat Abu Dzarr ra.).

Read More......

Waspada 8 Dosa Lisan


Jika lisan adalah dua mata pisau, maka pergunakanlah lisan dengan sebaik-baiknya.

Lidah memang diciptakan oleh Allah tidak bertulang, agar manusia dapat berucap dengan sempurna. Akan tetapi sering sekali orang bilang “lidah memang tidak bertulang, wajar saja jika berbohong” Jika memang seperti itu adanya, bagaimana jika Allah menciptakan lidah dengan bertulang agar manusia tidak lagi berdusta?

Lisan merupakan karunia yang sangat ‘mahal’ dan vital bagi manusia. Tanpa lisan, barangkali hidup bagi manusia tiada artinya. Dengan lisan, manusia dapat mengenal rasa dan dapat berbicara dengan sesama.

Dengan lisan pula manusia dapat berkomunikasi tanpa mengalami kesusahan.

Selain itu, manusia bisa juga mulia dengan lisannya tersebut. Begitupun sebaliknya, manusia bisa hina karena lisannya. Hina, karena tidak bisa menggunakannya sesuai kehendak dan aturan-aturan yang ditetapkan penciptanya.

Banyak sekali hadits Rasulullah SAW. yang menganjurkan kita untuk selalu menjaga lisan. Bahkan Rasulullah juga sering mengecam orang yang tidak pandai menjaga lisannya.

Rasulullah pernah berpesan: ”Barang siapa yang diam (tidak banyak bicara) maka dia akan selamat” (H.R. At-Tarmizi).

Dalam hadits lain disebutkan, Al-Ma’shum Saw. juga pernah berwasiat: “Barang siapa yang bisa menjamin (keselamatan) antara dua rahangnya (lisan) dan dua kakinya (faraj) maka aku menjamin baginya surga” (H.R. Bukhari).

Lisan ibarat pisau bermata dua, bila digunakan pada hal-hal yang baik maka akan mendatangkan kemaslahatan (kebaikan). Namun sebaliknya, bila digunakan pada hal-hal yang buruk, kemudharatan pun akan mengiringinya.

Tidak hanya penyakit hati yang dapat menjangkit pada manusia, namun penyakit lisan pun dapat menjangkit pada manusia. Berikut diantaranya penyakit lisan yang harus dihindari:

1. Pembicaraan yang tidak Bermanfaat

“Salah satu tanda kesempurnaan Islam seseorang adalah meninggalkan yang tidak bermanfaat baginya” (H.R. At-Tarmizi).

Yang dimaksud dengan “tidak bermanfaat” dalam hadits tersebut antara lain, muncul melalui lisan seperti ghibah, fitnah, menggunjing, berbohong dll. Padahal, pembicaraan yang tidak berarti sama sekali hanya membuang-buang waktu, dan kelak akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT.

Banyak orang yang tidak mengetahui batasan-batasan perkataan yang bermanfaat ataupun tidak bermanfaat, sehingga mengakibatkan kebiasaan baginya. Pada akhirnya nanti, kebiasaan yang tidak diketahui baik-buruknya itu sulit untuk merubahnya.

Secara singkat mungkin bisa kita katakan bahwa batasan baik atau buruknya perkataan seorang adalah diamnya, tidak mengakibatkan celaka bagi orang lain dan tidak mengakibatkan rugi terhadap dirinya sendiri.

2. Perdebatan dan Pertengkaran

Perdebatan dan pertengkaran acapkali berbuntut pada perpecahan. Makanya, Rasulullah Saw. melarang umatnya yang suka perdebatan seraya bertutur:

“Tidaklah sesat suatu kaum (dahulu) setelah Allah menunjuki mereka, kecuali karena mereka suka berdebat atau bertengkar” (H.T. At-Tarmizi).

Dalam sabdanya yang lain, yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: “Tidak sempurna iman seorang hamba hingga dia meninggalkan pertikaian dan perdebatan walaupun dia dalam posisi benar” (H.R. Ibnu Abi ad-Dunya).

3. Suka Melaknat

Marah sering kali membawa seseorang lupa diri, sehingga kata-kata yang terucap dari kedua bibirnya mengakibatkan tidak terkendali.Seperi di sebutkan dalm sebuah riwayat :”Siapa yang melaknat seorang Mukmin maka ia seperti membunuhnya.” (Hadits Riwayat Bukhari) dan dalam riwayat yang lain di sebutkan:“Bukanlah seorang Mukmin itu seorang yang suka mencela, tidak pula seorang yang suka melaknat, bukan seorang yang keji dan kotor ucapannya.”(Hr.Bukhari) 

4. Bercanda yang Berlebihan

Sejatinya canda itu lebih identik dilarang oleh Raulullah Saw. kecuali pada hal-hal yang sewajarnya.

Sabda Rasulullah: “Jangan kamu mendebat saudaramu dan jangan kamu mencandainya” (H.R. At-Tarmizi).

Artinya, canda terhadap sesama selama dalam batas-batas yang wajar tidaklah dilarang. Akan tetapi, yang sering terjadi ketika canda sudah melebihi batas, sehingga aib sesama tidak jarang terbongkar gara-gara canda yang berlebihan. Imbasnya, berbuntut pada putusnya hubungan silaturahmi bahkan teman bisa menjadi lawan hanya karena canda yang berlebihan.

5. Mengejek dan Mencemoohkan orang lain

Allah SWT. berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi orang (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan), dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain, karena boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan). (Q.S. Al-Hujurat: 11).

6.Ghibah (gosip)

Secara singkat, ghibah (gosip) bisa diartikan dengan menyebut atau menceritakan hal yang tidak baik dari pribadi seseorang. Sehingga, jika yang diceritakan mengetahuinya akan menimbulkan permusuhan diantara keduanya. Biasanya, seseorang yang suka mengghibah tidak akan tenang jika melihat orang bahagia, senang dan gembira.

Rasulullah saw. bersabda: apakah kalian tahu apa yang dimaksud dengan ghibah? Para sahabat menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui” beliau bersabda: “Engkau menyebutkan sesuatu kejelekan yang ada pada saudaramu” para sahabat berkata:” wahai rasulullah bagaimana jika apa yang dibicarakan tersebut ada padanya? maka rasulullah saw. bersabda: “Apabila apa yang ada padanya sesuai dengan apa yang engkau bicarakan maka engkau telah melakukan ghibah. Sedangkan apabila apa yang ada padanya tidak sesuai dengan apa yang engkau katakan maka engkau telah berdusta atasnya.” (H.R. Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi)

7.Namimah (mengadu domba)

Berbeda dengan namimah (adu domba), ghibah lebih kepada ingin melaga antara dua orang yang awalnya bersahabat akhirnya bermusuhan. Adu domba tidak saja dari perkataan, namun bisa juga dengan isyarat atau surat dsb.

Sabda Nabi Saw.”Tidakkah kamu ingin aku beritahukan orang yang paling jahat diantara kamu? Kata sahabat: “tentu wahai Rasulullah” kemudian nabi menyebutkan adu domba salah satunya.” (HR. Ahmad dari Abu Malik al-Asy’ari)

8.Memuji berlebihan

Adalah sifat manusia ingin selalu dipuji. Namun, terkadang yang memuji terlalu berlebihan sehingga sampai pada batas dusta. Pernah seorang sahabat memuji sahabat yang lain (dengan berlebihan), lalu Nabi Saw. mendengarnya seraya berkata ”Celakalah engkau, karena engkau (seolah-olah) telah memotong leher saudaramu, sekalipun dia senang mendengar apa yang kau ceritakan.”

Jika lisan adalah dua mata pisau, maka pergunakanlah lisan dengan sebaik-baiknya jangan sampai ada hati yang tersayat oleh ucapan kita, jangan sampai ada hati yang terluka karena perkataan kita.

Semoga Bermanfaat.

SEBARKAN Catatan ini ke teman anda jika menurut anda bermanfaat……..

Referensi: Berbagai sumber

Author : PercikanIman.ORG

Read More......